Operasional dan Pemeliharaan Saluran Irigasi Belui Tinggi Kerinci Disorot Warga

MALALAI POS, KERINCI - Pekerjaan pemeliharaan saluran irigasi Belui Tinggi Kecamatan Depati Tujuh Kabupaten Kerinci yang saat ini tengah dikerjakan tuai sorotan tajam dari masyarakat dan aktivis kerinci.

 

Pasalnya, Operasional dan Pemeliharaan (OP) pada pembersihan saluran irigasi yang dikerjakan dengan menggunakan alat berat eskavator ini, mengakibatkan penyempitan badan jalan atas timbunan lumpur bekas galian irigasi di sekitar lokasi pekerjaan.

 

"Sebenarnya jalan milik BWSDA Sumatera VI ini sudah kecil dan sempit, ini malah timbunan lumpur bekas galian diletakkan lagi dipinggir jalan tersebut, hingga semakin sempit dan memakan badan jalan," ucap salah satu warga Belui tinggi yang enggan disebut namanya ini.

 

"Setahu kami, biasanya untuk Operasional dan Pemeliharaan (OP) saluran irigasi seperti ini, bekas lumpur hasil galian tersebut di angkut menggunakan dump truk atau sejenisnya dan dibuang ditempat lain, bukannya ditimbun ditepi jalan seperti ini," ungkapnya.

 

"Mohon pihak instansi terkait, untuk turun lansung kelapangan, akses jalan masyarakat jadi terganggu gara- gara proyek ini, jalan inspeksi yang dulunya mulus dan kering, sekarang malah jadi becek dan sulit dilalui seperti ini," sebutnya lagi.

 

Menyikapi hal ini, Roki Trinaldi Aktivis Kerinci beserta tim media malalaipos.com mencoba turun investigasi lansung ke lokasi pekerjaan pada Selasa (28/01/25). Saat tim berada dilokasi OP tersebut,  timbunan hasil lumpur bekas galian saluran irigasi yang akhir- akhir ini telah meresahkan memang benar adanya.

 

Terpantau disekitar lokasi pekerjaan OP saluran irigasi Belui tinggi ini, banyaknya timbunan lumpur bekas galian yang diletakkan dipinggir badan jalan inspeksi milik BWSDA Sumatera VI ini.

 

"Ya, ini sangat memprihatinkan, masa iya sekelas instansi Provinsi jambi pada kegiatan Operasional dan Pemeliharaan (OP) seperti ini pekerjaannya," sebut Roki.

 

"Dimana pengawasan dari instansi terkait, jangan sampai adanya OP saluran irigasi seperti ini malah menghambat akses jalan masyarakat, kegiatan ini namanya pemeliharaan bukan perusakan perlu di ingat itu," tegas aktivis kerinci ini.

 

"Instansi terkait harus bertanggung jawab atas kerusakan yang ditimbulkan oleh pekerjaan OP ini, saat ini data lapangan telah kami kumpulkan, jika selesai pekerjaan masih juga terlihat seperti ini, yakin lah masalah ini tidak akan kami biarkan begitu saja, akan kami Surati lansung pihak Kementerian dan aparat penegak hukum agar nantinya diproses segera pihak-pihak terkait atas masalah yang ditimbulkan ini," pungkas Aktivis Kerinci tersebut.

 

Terpisah, awak mencoba mengkonfirmasi Lukman selaku pihak PUPR Provinsi Jambi melalui pesan whatsaap pada Selasa (28/01/25), saat ditanyakan terkait hal ini dirinya menyampaikan akan segera menanggapi.

 

"Ya insyaallah siap nanti kita tindak lanjuti, tapi biar saya koordinasi dulu," balasnya singkat.

 

Sedangkan pihak BWSDA Sumatera VI, hingga berita ini dipublish belum diperoleh tanggapan resmi tentang pekerjaan Operasional dan Pemeliharaan di saluran irigasi miliknya. (Red)

Facebook Comments

0 Komentar

TULIS KOMENTAR

Alamat email anda aman dan tidak akan dipublikasikan.